Kadin Gresik Protes Keras Mega Smelter Copper Di Kawasan JIIPE Manyar

md Indonesia - Gresik, Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Gresik, Choirul Rizal, merasa tidak puas dengan adanya pembangunan Mega Smelter Copper Project oleh PT Freeport Indonesia di Manyar Gresik. Kepedulian pria yang juga Ketua Pemuda Pancasila (PP) Gresik ini disebabkan oleh kurangnya keterlibatan pengusaha lokal dalam proyek besar tersebut.
"Jika dilihat dari persentase nilai investasi, hanya sekitar 0,052% saja yang tergabung melalui KADIN Gresik. Padahal minimal 10% harus diberikan kepada pihak lokal daerah untuk memperlakukan pengusaha lokal secara merata," ujar Choirul Rizal saat berbincang dengan wartawan di Gresik, Rabu (8/2/23).
Jika kondisi ini terus berlangsung, kata dia, daerah tidak akan mendapatkan manfaat ekonomi. Pasalnya baru saja pembangunan dimulai, pengusaha lokal sudah tidak terlibat.
"Tentu tidak baik bagi masyarakat sekitar Gresik dan masyarakat lainnya. Lalu apa manfaat dari perusahaan besar seperti itu?" tandasnya.
Dia mengatakan bahwa ini sebenarnya adalah peluang dan kesempatan bagi perusahaan lokal yang bergerak di bidang konstruksi di bawah asosiasi KADIN dan asosiasi lain seperti Apindo, Gapensi, Hipmi, dan lain-lain.
"Kami sangat bersyukur bahwa daerah kami memiliki investasi besar. Tetapi jangan sampai masyarakat hanya menerima kerusakan lingkungan. Apakah kita hanya akan memanen kerusakan lingkungan saja. Kami sudah memiliki pengalaman bahwa saat industri besar berdiri, kita hanya menjadi penonton," ujar pria ramah dan murah senyum itu.
Menurut Peraturan Menteri BKPM No.01 Tahun 2022 tentang Investasi besar di suatu daerah, perusahaan harus bermitra dengan mitra usaha yang ada di daerah, termasuk bidang konstruksi. Namun faktanya, hanya 0,052%.
Choirul Rizal mengatakan bahwa KADIN Gresik sudah melakukan berbagai pendekatan sejak April 2022 melalui berbagai forum yang diselenggarakan oleh Pemda Kabupaten Gresik yang bahkan pernah dihadiri oleh Bupati Gresik, maupun berbagai inisiatif langsung.
Untuk memastikan bahwa pembangunan smelter berjalan dengan lancar jika memperhatikan kepentingan semua pihak, PT Freeport Indonesia telah menunjuk beberapa perusahaan sebagai mitranya dalam proyek ini, seperti PT Chiyoda International Indonesia untuk pembangunan Smelter, PT Petrosea untuk pembangunan PMR, BVI untuk pembangunan Desalination, dan PT Linde Indonesia untuk membangun Oxygent Plant.
Disnaker Kab Gresik bersama Kadin juga mengadakan pertemuan dengan PT Freeport Indonesia dan mitranya untuk membahas pelaksanaan proyek dengan mempertimbangkan kebutuhan tenaga kerja lokal sebesar 50% dan kerja sama dengan pengusaha konstruksi daerah. Kepala Dinas Tenaga Kerja Andhy Hendro Wijaya menyatakan bahwa hal tersebut sesuai dengan peraturan pemerintah dan juga untuk memastikan kondusifitas pembangunan.
Kadin Jatim juga mengikuti pertemuan dan meminta kepada PT Freeport Indonesia melalui Main Con dan Sub Con untuk memberikan kesempatan dan keuntungan kepada pengusaha lokal untuk terlibat dalam proyek pembangunan smelter ini.